Aku kira percaya pada setiap takdirnya adalah hal yang wajib dan menerimanya adalah bagian dari proses yang akan kita baru tau bahwa Allah selalu punya hal baik bagi hambaNya. setidaknya itu yang selalu berusaha ditumbuhkan pada saat saat ini.
Bulan ini usiaku sudah bertambah bukannya sibuk memikirkan bekal apa yang akau bawa kelak diakhirat nanti, aku malah berfikir apa yang akan tuhan takdirkan untukku pada bulan ini. Siapa pasangan yang kelak ia takdirkan untukku. Diusia yang sudah tidak muda walaupun belum kepala tiga ini menikah menjadi salah satu proses dan hajat yang besar. Mengapa ia menjadi hajat besar ? karena bagiku menikah adalah ibadah yangterlalm , ia seumur hidup dan kita selalu berharap kelak bisa menjadi pasangan di dunia dan akhirat maka itu aku berusaha memahami perihal ini berharap aku benar-benar siap ketika menjalaninya nanti, namun alih -alih siap aku menyadari bawah aku sedang menghindari hal ini beberapa waktu lalu, bersembunyi dibalik alibi menyiapkan sebenarnya ia justru menjadi hal yang aku takutkan apabila dengan orang yang salah. Berulang aku tanya kepada temen apa tujuan mereka untuk menikah ? jawaban yang pasti semua orang akan sepakat "untuk ibadah, melaksanakan perintah Allah". Aku fikir saat itu iya tentu utuk ibadah tapi untuk apa dan bagaimana persiapannya, hal yang terus aku cari , aku ikuti sekolah pra nikah dan lainnya tapi tidak kutemukan jawabnnya, ternyata aku juga tidak tau jawaban apa yang sebenarnya aku butuhkan dan aku cari saat itu.
Pada akhirnya aku temukan jawabnya dari sebuah ceramah dan bukan tentang pernihakan namun aku dapatkan dan membuat tersadar, dalam hati aku berbisik "betapa Allah dengan mudah memberikan apa yang hambaNya butuhkan lewat berbagai perantara" kini saat sudah tau arahnya dan tujuannya aku menilai kembali apakah siap atau tidak ? dan disaat yang sama keyakinan kepada Tuhan sedang berusaha aku pegang bahwa keputusanNya adalah bagian terbaik, Allah selalu tau yang terbaik untuk hambaNya, selalu berbaik prasangka kepadaNya adalah jalan terbaik yang bisa dipegang dalam proses menunggu.
Kini aku sadar, usia terus bertambah ada cita-cita pernikahan dalam tujuan hidup sekarang dan semoga aku bisa dipertemukan dengan orang yang tepat tentu menurut Dia dan diberikan ketenangan hati dengan apapun hasilnya. Kemarin seorang teman tanya "apa iya sudah benar-benar siap atau hanya keinginan saja ?" kali ini aku tidak sibuk menjelaskan segala teoori yang ada dikepala namun aku balik "apa sebenarnya sudah siap, tapi hanya bersembunyi dibalik ketidaksiapan karena belum bertemu dengan yang kita cari bersembunyi dibalik kata belum siap hanya karena gensi ?"
Komentar
Posting Komentar