Langsung ke konten utama

Cerpen : Senjana dan Asa

 


Langit Jakarta hari ini kelabu, mendung seperti akan turun hujan. 

"Senjana, kamu dimana?" sebuah pesan WA masuk pertanda bosnya sudah sampai dikantor. Sengaja tak dibuka pesan text tersebut sebab ia tau bahwa pesan itu hanya absens sebab ia belum ada dimeja kerja. tarik nafas panjang pun keluar dari gadis bernama Senjana.

Sampai dikantor sudah ada seorang pria melihat dengan raut wajah serius kearahnya. 

"Saya kira kamu tidak masuk, karena habis dari Brebes"

"Saya gak mungkin gak masuk karena hari ini ada training untuk para pegawai baru dan beberapa tugas yang bapak berikan kepada saya melalui email" jawab Senjana dengan senyum sedikit dipaksa.

Sang bos hanya senyum mendengar jawaba Senjana, disebarang sana sudah ada pria paruh baya yang memandang mereka seperti menunggu persetujuan untuk diperkenalkan. 

"Pak, kenalkan ini Senjana ia sekretaris dibagian ini. Senjana baru tiba tadi subuh di Jakarta" 

Senjana hanya tersenyum sebab ia tidak tau harus memberikan reaksi apa lagi pada obrolan itu, salah satu sebabnya karena ia tak kenal dengan pria paruh baya tersebut apalagi sudah seminggu lebih ia meninggalkan kantor.

Pak Bos langsung pergi menuju ruang training Senjana dibelakangnya pun mengikuti langkah si Bos.

Matanya tertuju pada seorang pria yang kebetulan saat itu sedang memperkenalkan diri depan kelas. 

"dia?" dalam hati Senjana berkata "kenapa bisa dia disini"

Selama proses perkenalkan training tersbeut fikiran Senjana tak fokus pada apa yang dipaparkan atasannya, sebab rasa kantuk yang lumayan niatnya hanya satu setelah kegiatan ini tidur. 

"Jadi nanti keperluan kalian akan dibantu dengan Senjana" kata Pak Akhamd sekaligus memperkenalkan Senjana. Senjana  yang tanpa respon terpaksa membuat Pak Akhmad menyebut namanya dua kali. 

"Senjana" Kata Pak Akhmad lagi dengan nada agak keras memmbuat seruangan melihat kearahnya 

"Iya Pak" Jawaban kaget sekaligus bingung.

*************

Keluar ruangan pas pada waktu istirahat, hembusan nafas panjang keluar dari mulut Senjana. 

"Kamu kenapa?" tanya salah seorang pegawai senior saat melihat Senjana. 

"Sebel Mba, Pak Akhmad gak tau apa aku baru sampai Jakarta tadi pagi dan masih ngantuk banget sekarang sudah dikasih tugas aneh-aneh" 

Mba Ika hanya senyum mendengar jawaban adik tingkatnya ini, karena dia sudah tau bagaimana Pak Akhmad jika memberikan tugas. 

Tak lama kemudian si empu yang namanya disebut datang menghampiri Senjana, "Senjana, kamu gak fokus diruangan? kenapa ngantuk?" tidur dulu sana, nanti saya akan jelaskan tugas kamu"

Bukannya memperhatikan Pak Akhmad yang sedang berbicara padanya, pandangan mata Senjana malah tertuju pada pria disebarang sana yang sedang memimpin diskusi. 

"Pak, saya mau tanya" 

"Kenapa? kamu sudah paham tugas dari saya?"

"Paham pak, menyiapkan segala keperluan administrasi bagi mereka kan dan membantu mereka. Tapi bukan itu yang mau saya tanyakan, bapak masih ingat nama pria yang memimpin diskusi itu?" 

"Arif dia lulusan S2"

"Oh" jawab Senajana dengan singkat yang sebenarnya masih ada seribu tanya diotaknya. Tapi ia malas melanjutkan karena nanti akan jadi gosip di lingkungannya.

"tuh mba, liat aja udah ada yang dia incer" Ledek Pak akhmad 

Senajan yang tersadar dirinya dibicarakan langsung menarik pandangannya menghadap komputer.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen : Berpindah Jalur

Pindah jalur, pertemuan dua insan yang diharapkan dapat menjadi satu bagian tapi siapa sangka salah satu pemerannya malah lebih dulu berpindah jalur bukan berpindah tujuan berganti dengan kereta yang beda, kereta cepat yang sebelumnya pernah direncanakan.  Sore itu, ada kabar mengejutkan yang tak terduka tapi juga membuat semua menjadi jelas dalam rencana kedepan. Sore itu sebuah pesan singkat masuk ke hp "Na, mohon maaf memberikan kabar ini ……" selanjutnya kabar mengejutkan itu membuat membisu dan bingung. Diam. hanya itu yang bisa perempuan ini lakukan saat membaca pesan singkat yg masuk ke ponselnya. Berita menggembirakan sekaligus menyedihkan itu membuat seluruh perencanaannya menjadi jelas, bahwa orang itu bukan orang yang akan menjadi partnernya. Sanna, begitu perempuan ini akrab dipanggil memberikan reaksi berlebihan, ia sibuk memikirkan langkah selanjutnya tentang kabar yg barusan diterima, ia tertawa getir menertawakan jawaban dari segala keraguan, sepintas ia memik...

Belajar Adaptasi

Penyesuaian diri terhadap satu lingkungan atau sering disebut dengan adaptasi. Belajar adaptasi sesungguhnya menurut saya adalah salah satu proses pembelajaran seumur hidup karena sering kali kita akan melakukan hal itu dalam banyak situasi misal saja dalam suatu lembaga pendidikan yang terkukung dalam suatu gedung dan sering kita sebut sekolah paling tidak setahun sekali kita akan belajar dengan perubahan baik ruang kelas, guru dan pelajarannya. itu baru satu aspek dalam hidup.  Belajar hanya satu aspek dalam jalan hidup kita sebagai manusia, bayangkan ada berapa proses yang kita lalui, belajar, bekerja, bertetangga sampai berumah tangga ada banyak lainnya yang tentu keadaanya sering kali berubah seiring dengan sejauh mana waktu yang kita lewati.    Maka tidak heran jika banyak dari kita yang suka mendengar manusia bilang kita sedang belajar beradptasi, nyatanya manusia memang makhluk yang paling mampu dalam menyesuaikan diri jika dibandingkan dengan makhluk hidup lainny...

Pembahasan setiap menjelang 25

Sebelum membaca tulisan saya harap tenang. Sekali lagi hal yang ingin saya utarakan disini ialah bahwa apa yang ada adalah bagian dari opini dan pengamatan saya pribadi. Hal yang sampai saat ini belum saya pahami adalah mengapa kita sering membahas ini berulang kali, lagi dan lagi  Pembahasan ini selalu muncul setiap kali menjelang 25, bukan usia 25 yang saya maksud melainkan tanggal 25 desember, perayaan natal bagi agama kristen. Setiap menjelang tanggal ini pasti akan mulai banyak postingan di media sosial terkait toleransi kemudian dilanjutkan dengan pambahsan boleh tidaknya mengucapkan selamat hari raya natal. Ini adalah pembahasan yang setiap tahun menurut saya sering kili kita ulang dan uniknya pembahasan ini mengenai perayaan bagi agama lain, mengapa kita harus ramai mengungkapkan tidak boleh mengucapkan selamat nata atau boleh mengucapkan, atau itu bentuk toleransi dll.  Balik lagi ini pendapat saya seperti yang sudah kita sama-sama ketahui ada beberapa ulama yang memp...