Hari ini izinkan aku membuat pengakuan kepadamu dari versi diriku sendiri, jangan berikan dulu tanggapan sebelum aku memulai pengakuan hebat terhadapmu.
Beberapa pekan yang lalu aku bertemu dengan teman-teman terdekatku, mereka orang-orang yang Tuhan pertemukan kepadakku dengan cara yang sangat luar biasa. Pembicaraan yang semula bersifat hangat dan santai berubah menjadi begitu serius saat temanku menceritakan kegalauan hatinya. Ia bingung karena menyukai seorang laki-laki yang tidak tahu mempunyai rasa yang sama atau tidak kepadanya, ia berusaha menapis segala yang ia rasakan namun sayang semakin ditepis rasanya semua makin tumbuh, semakin berusaha dihilangkan membuatnya semakin mengakar, sampai diakhir cerita ia bingung mengapa Tuhan mempertemukannya dengan makhluk bernama laki-laki yang sesuai dengan kritertia menjadi psangan hidupnya, apa Tuhan sedang mengujinya kembali setelah perasaan hancurnya karna kehilangan ?
Kami semua terdiam mendengar akhir perkataannya, aku yang tidak begitu paham hanya bisa menarik nafas rasanya kasihan bercampur sedih tanganku hanya mampu mengusap lembut punggungnya, aku tak ingin menyuruhnya untuk kembali bersabar karna aku tahu dia sudah begitu banyak menerima kata itu, sebab sabar adalah tindakan bukan hanya semua perkataan dan tindakan yang tidak dengan hati akan sungguh sulit dilakukan.
Taklama kemudia sahabatku yang sudah menikah meberikan saran bahwa apa yang sedang dihadapi saat ini adalah proses sekaligus ujian, prosesnya untuk bersabar hingga bertemu dengan orang yang tepat dan ujiannya alam menetapkan hati dan meyakinkan diri.
Ada satu hal yang membuat aku dan sahabatku terdiam mendengar cerita darinya tentang pernikahan, bahwa nanti ketika sudah bertemu dan menikah maka segala kegalauan yang kita hadapi saat ini sudah tidak ada gunanya, yang terpenting sekarang adalah bukan memikirkan atau terbawa perasaan menunggu, melainkan menyiapkan bekal untuk dibawa. Perkataannya singkat terucap lembut dari bibirnya namun begitu menyadarkan.
Aku terdiam, memikirkan ucapannya dan kemudian membernarkan dalam hati, harusnya aku siapkan bekal yang cukup karna Tuhan akan mengirimkan kamu tepat pada waktunya, entah kamu siapa yang kumaksud, namun ku harap itu kamu, nama yang kuselipkan dalam doa untuk meminta restu Nya..
**********
Komentar
Posting Komentar