Langsung ke konten utama

Pernah Mengalami

Beberapa minggu yang lalu temen terdekat saya menghadapi hal yang menurutnya begitu menyesakan dada, ia sudah kecewa terhadap pengharapannya. Laki-laki yang ia harap bisa menjadi imam nya dalam membangun rumah tangga ternyata memilih perempuan lain, selain itu perempuan yang ia pilih adalah orang yang dekat bagi kami berdua.

Sesaat begitu menyesakkan, ketika harapan yang sudah kita bangun dengan rapi, impian yang indah dimasa depan ternyata tak lagi bisa diimpikan, jangankan ingin memulai impian yang baru rasanya mulai bermimpi hal yang samapun seperti menakutkan, takut jika hal yang sama terulang kembali. 

Sebelumnya saya hanya bisa menghibur lewat chatingan di whatsapp, tapi kemudian saya fikir keadaannya serius butuh di dengarkan terlebih kami memiliki karakter yang hampir saya yaitu melankolis, sebelum menelfonnya saya melakukan survey kebeberapa temen dengan tujuan agar saya punya referensi dalam bertindak, tentu saja orang yang pernah mengalami akan lebih tau bagaimana rasanya apalagi jika dia sudah bangkit, memang berbeda setiap karakter menghadapinya tapi paling tidak itu menjadi gambaran tersendiri bagi saya. 

Pertanyaan saya sederhana saat itu " sudah pernah merasakan ditinggal menikah? kalo iya bagaimana rasanya saat itu? kemudian apa yang ia butuhkan dari orang-orang sekitar dan bagaimana caranya ia menenangkan diri. Saya terkejut mereka yang saya tanya terbuka soal hal ini, dan bahkan ada beberapa orang yang belum lama mengalaminya. Ketika pertanyaan saya yang kedua "bagaimana rasanya saat itu?" bukankan itu pertanyaan yang tidak seharusnya saya tanya karna pasti sakit rasanya, tapi mereka tidak menjawab hanya sampai situ, memang sakit tapi tidak seharusnya bertahan dari rasa sakit.

Apa yang dibutuhkan saat itu, sebagian dari mereka menjawab teman dan yang lain menjawab waktu untuk diri sendiri dipertiga malam, dan ada satu jawaban menarik yang diberikan dari salah seorang teman " bantu dia sepenuhnya, dengarkan ceritanya karna saat ini dia butuh didengarkan, setelah kamu mendengar ceritanya secara langsung kamu akan tahu sendiri apa yang harus kamu lakukan". 

Kemudian saya paham, apa yang dialami oleh orang lain ternyata bisa jadi pembelajaran sendiri untuk kita. Jika kita saat ini sakit hati, kecewa dan mulai putus asa yakinlah bahwa kita tidak sendiri, bukan hanya kita yang mengalami hal tersebut, bukan hanya kita yang kecewa dengan segala pengharapan. setiap kita pasti pernah mengalami walau dengan kisah yang berbeda.

Jadi tetap semangat karna kamu tidak sendiri, bukan hanya kamu yang pernah jatuh dan terluka tapi hal terpenting berikan diri kita waktu untuk menerima semuanya, kadang jatuh sesekali harus dirasakan agar kita tahu bahwa ternyata Tuhan rindu. 

Jangan pernah menghentikan langkah kita, nanti tidak akan sampai...
Semoga Allah masih yang pertama dihati kita. 


Jakarta, 25 Juni 2018 
Dibawah langit setelah hujan ..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen : Berpindah Jalur

Pindah jalur, pertemuan dua insan yang diharapkan dapat menjadi satu bagian tapi siapa sangka salah satu pemerannya malah lebih dulu berpindah jalur bukan berpindah tujuan berganti dengan kereta yang beda, kereta cepat yang sebelumnya pernah direncanakan.  Sore itu, ada kabar mengejutkan yang tak terduka tapi juga membuat semua menjadi jelas dalam rencana kedepan. Sore itu sebuah pesan singkat masuk ke hp "Na, mohon maaf memberikan kabar ini ……" selanjutnya kabar mengejutkan itu membuat membisu dan bingung. Diam. hanya itu yang bisa perempuan ini lakukan saat membaca pesan singkat yg masuk ke ponselnya. Berita menggembirakan sekaligus menyedihkan itu membuat seluruh perencanaannya menjadi jelas, bahwa orang itu bukan orang yang akan menjadi partnernya. Sanna, begitu perempuan ini akrab dipanggil memberikan reaksi berlebihan, ia sibuk memikirkan langkah selanjutnya tentang kabar yg barusan diterima, ia tertawa getir menertawakan jawaban dari segala keraguan, sepintas ia memik...

Belajar Adaptasi

Penyesuaian diri terhadap satu lingkungan atau sering disebut dengan adaptasi. Belajar adaptasi sesungguhnya menurut saya adalah salah satu proses pembelajaran seumur hidup karena sering kali kita akan melakukan hal itu dalam banyak situasi misal saja dalam suatu lembaga pendidikan yang terkukung dalam suatu gedung dan sering kita sebut sekolah paling tidak setahun sekali kita akan belajar dengan perubahan baik ruang kelas, guru dan pelajarannya. itu baru satu aspek dalam hidup.  Belajar hanya satu aspek dalam jalan hidup kita sebagai manusia, bayangkan ada berapa proses yang kita lalui, belajar, bekerja, bertetangga sampai berumah tangga ada banyak lainnya yang tentu keadaanya sering kali berubah seiring dengan sejauh mana waktu yang kita lewati.    Maka tidak heran jika banyak dari kita yang suka mendengar manusia bilang kita sedang belajar beradptasi, nyatanya manusia memang makhluk yang paling mampu dalam menyesuaikan diri jika dibandingkan dengan makhluk hidup lainny...

Pembahasan setiap menjelang 25

Sebelum membaca tulisan saya harap tenang. Sekali lagi hal yang ingin saya utarakan disini ialah bahwa apa yang ada adalah bagian dari opini dan pengamatan saya pribadi. Hal yang sampai saat ini belum saya pahami adalah mengapa kita sering membahas ini berulang kali, lagi dan lagi  Pembahasan ini selalu muncul setiap kali menjelang 25, bukan usia 25 yang saya maksud melainkan tanggal 25 desember, perayaan natal bagi agama kristen. Setiap menjelang tanggal ini pasti akan mulai banyak postingan di media sosial terkait toleransi kemudian dilanjutkan dengan pambahsan boleh tidaknya mengucapkan selamat hari raya natal. Ini adalah pembahasan yang setiap tahun menurut saya sering kili kita ulang dan uniknya pembahasan ini mengenai perayaan bagi agama lain, mengapa kita harus ramai mengungkapkan tidak boleh mengucapkan selamat nata atau boleh mengucapkan, atau itu bentuk toleransi dll.  Balik lagi ini pendapat saya seperti yang sudah kita sama-sama ketahui ada beberapa ulama yang memp...